Sartuti, warga Jalan Kapok, Desa Bandar Klippa, Deli Serdang, Sumatra Utara, diduga menjadi korban malpraktik. Saat ditemui baru-baru ini, pangkal paha bagian kanan wanita berusia 60 tahun itu terlihat membusuk dan mengeluarkan bau tak sedap.
Menurut Sartuti, penderitaan yang dialaminya berawal ketika dia menderita demam dan batuk, 8 November silam. Sartuti kemudian dibawa ke Klinik Rizki di Jalan Perjuangan, Gang Perkauman, Medan. Oleh perawat di sana, Sartuti diberi suntikan.
Sehari pascasuntikan, kondisi Sartuti kian tak menentu. Bahkan tiga hari setelah itu, bagian tubuhnya yang menjadi lokasi suntikan membengkak dan merah. Belakangan terus membusuk dan mengucurkan darah serta nanah.
Untuk membantu pemulihan kondisi korban, keluarga membawa Sartuti ke Rumah Sakit Pirngadi Medan. Setibanya di rumah sakit, Sartuti langsung dirujuk ke ruang gawat darurat untuk mendapat perawatan intensif.
Rudi, keluarga korban, mengaku sudah pernah membawa Sartuti ke klinik tersebut pascasuntikan. Namun, tak ada jawaban yang pasti dari pihak klinik terkait dugaan malpraktik tersebut. Bahkan, menurut perawat, pemilik klinik tak pernah berada di tempat.
Ketika dikonfirmasi, perawat dan pegawai klinik enggan memberi keterangan. Rencananya, keluarga Sartuti akan melaporkan kasus tersebut ke kepolisian. Dinkes Kota Medan yang dihubungi belum mendengar kasus tersebut. Pelaksana Tugas Kadinkes Kota Medan drg Uzma Polita berjanji akan mengecek kasus itu ke klinik.
Menurut Sartuti, penderitaan yang dialaminya berawal ketika dia menderita demam dan batuk, 8 November silam. Sartuti kemudian dibawa ke Klinik Rizki di Jalan Perjuangan, Gang Perkauman, Medan. Oleh perawat di sana, Sartuti diberi suntikan.
Sehari pascasuntikan, kondisi Sartuti kian tak menentu. Bahkan tiga hari setelah itu, bagian tubuhnya yang menjadi lokasi suntikan membengkak dan merah. Belakangan terus membusuk dan mengucurkan darah serta nanah.
Untuk membantu pemulihan kondisi korban, keluarga membawa Sartuti ke Rumah Sakit Pirngadi Medan. Setibanya di rumah sakit, Sartuti langsung dirujuk ke ruang gawat darurat untuk mendapat perawatan intensif.
Rudi, keluarga korban, mengaku sudah pernah membawa Sartuti ke klinik tersebut pascasuntikan. Namun, tak ada jawaban yang pasti dari pihak klinik terkait dugaan malpraktik tersebut. Bahkan, menurut perawat, pemilik klinik tak pernah berada di tempat.
Ketika dikonfirmasi, perawat dan pegawai klinik enggan memberi keterangan. Rencananya, keluarga Sartuti akan melaporkan kasus tersebut ke kepolisian. Dinkes Kota Medan yang dihubungi belum mendengar kasus tersebut. Pelaksana Tugas Kadinkes Kota Medan drg Uzma Polita berjanji akan mengecek kasus itu ke klinik.
0 komentar:
Posting Komentar