Sering kali aku berpikir alangkah mudah dan enaknya jika setiap persoalan dapat dicarikan pemecahannya hanya menggunakan satu sumber saja, entah itu sumber pemikiran, sumber kitab suci, sumber orang atau benda. Akan tetapi ternyata dalam kehidupan setiap persoalan memiliki karateristik yang unik dan berbeda satu dengan yang lain.
Baik itu karateristik dari segi tempat dimana masalah itu timbul, karateristik waktu dimana permasalahan itu bekerja, karateristik situasi psikologis dimana masalah tersebut berada, ataupun karateristik manusia dan makhluk yang berada dalam ruang lingkup permasalahan itu. Memang benarlah ada suatu ciri umum yang dapat kita peroleh dari beberapa permasalahan yang timbul akan tetapi sebuah ciri atau karateristik umum hasil dari generalisasi yang (sangat mungkin) kurang lengkap tidaklah dapat dijadikan acuan tunggal sebagai pertimbangan dalam penyelesaian bermacam permasalahan
Mengingat dan memahami realitas tersebut maka setiap persoalan harus didekati dan dicarikan solusinya dengan cara mereka masing-masing yang menurut pemikiran kita paling cocok dengan permasalahan tersebut berlangsung setelah kita menggali dan meneliti karateristik situasi tempat dan orang di dalamnya. Pilihan-pilihan pemecahan masalah mau tidak mau haruslah beragam dan mengandung efek umpan balik.
Mengingat dan memahami realitas tersebut maka setiap persoalan harus didekati dan dicarikan solusinya dengan cara mereka masing-masing yang menurut pemikiran kita paling cocok dengan permasalahan tersebut berlangsung setelah kita menggali dan meneliti karateristik situasi tempat dan orang di dalamnya. Pilihan-pilihan pemecahan masalah mau tidak mau haruslah beragam dan mengandung efek umpan balik.
Jika sebuah pilihan permasalahan telah dipilih dan dipergunakan guna memecahkan masalah tersebut ternyata belum mampu mengatasi permasalahan yang ada, maka kita harus menganalisa ulang kembali permasalahan tersebut, yang tentunya telah mengalami perubahan dikarenakan pemecahan persoalan yang telah kita ambil sebelumnya ikut memperngaruhi situasi dan kondisi permasalahan itu sendiri. Disini yang terjadi adalah suatu pergulatan yang tiada henti dan terus menerus melalui suatu siklus umpan balik yang tiada henti, yang hanya dapat dihentikan oleh ajal yang memanggil kita.
Nah, dikarenakan begitu banyak dan uniknya permasalahan yang ada, pastilah hal ini memerlukan pemikiran dan perenungan yang tiada henti juga guna mencarikan penyelesaiannya. Disinilah saya melihat betapa penting dan bergunanya nalar kita guna membantu mencarikan pemecahan masalah.
Nah, dikarenakan begitu banyak dan uniknya permasalahan yang ada, pastilah hal ini memerlukan pemikiran dan perenungan yang tiada henti juga guna mencarikan penyelesaiannya. Disinilah saya melihat betapa penting dan bergunanya nalar kita guna membantu mencarikan pemecahan masalah.
Sebuah bukti neurologis mengatakan bahwa semakin kita sering berenung dan berpikir maka semakin mudah dan terlatih nalar kita mencarikan solusi dari proses itu dikarenakan terbentuknya dan tumbuhnya syaraf-syaraf baru di dalam otak kita. Disamping hal tersebut terdapat bukti psikologis juga bahwa semakin banyak dan kompleksnya persoalan yang kita hadapi dan kita pecahkan akan membuat kita terbiasa dan tidak mengalami ketergoncangan bila menghadapi persoalan yang baru dan menuntut pemikiran yang dalam.
Maka akan sangat bermanfaat jika kita membiasakan diri berpikir dan merenung serta mencari penyelesaian setiap permasalahan yang kita jumpai baik itu permasalahan dalam bentuk pemikiran atau bahkan dalam wujud konflik sosial dengan sesama manusia.
Maka akan sangat bermanfaat jika kita membiasakan diri berpikir dan merenung serta mencari penyelesaian setiap permasalahan yang kita jumpai baik itu permasalahan dalam bentuk pemikiran atau bahkan dalam wujud konflik sosial dengan sesama manusia.
0 komentar:
Posting Komentar